Tradisi Pawai Obor Tahun Baru Islam, Warga Desa Cikupa Karangnunggal Kompak Sambut 1 Muharram
Tradisi Pawai Obor Tahun Baru Islam, Warga Desa Cikupa - Ada yang berbeda di malam pergantian tahun baru Islam 1447 Hijriyah di Desa Cikupa, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Jalanan desa yang biasanya lengang di malam hari, tiba-tiba disulap menjadi lautan cahaya yang hangat. Ratusan warga dari berbagai kalangan, tua-muda, anak-anak hingga tokoh masyarakat, tumpah ruah dalam pawai obor menyambut datangnya bulan Muharram.
![]() |
Tradisi Pawai Obor dan dzikir bersama sambut Tahun Baru Islam Desa Cikupa |
Bukan sekadar pawai biasa, kegiatan ini sudah menjadi tradisi tahunan yang selalu dinanti-nantikan oleh masyarakat. Bahkan, pawai obor ini dianggap sebagai simbol hijrah, cahaya harapan, dan semangat kebersamaan.
Semarak Cahaya di Tengah Gelapnya Malam
Begitu adzan Maghrib berkumandang, warga mulai berdatangan ke titik kumpul di halaman masjid besar desa. Masing-masing membawa obor buatan sendiri ada yang dari bambu, ada pula yang dihias dengan kain merah-putih, menambah nuansa semangat nasionalisme dan keislaman yang kental.
Pukul 18.30 WIB, iring-iringan pawai dimulai. Diiringi suara shalawat, tabuhan rebana, dan semangat dari barisan anak-anak remaja masjid, pawai obor menyusuri jalan utama desa dengan penuh suka cita.
Yang menarik, tidak sedikit warga dari luar desa yang ikut menyaksikan momen ini. Tak heran, sebab suasananya begitu magis: obor berderet menyala, gemerlap wajah-wajah penuh harapan, dan syiar Islam yang terasa menyentuh hati.
Doa dan Dzikir Bersama, Menggetarkan Hati
Setelah rute pawai selesai dilalui, seluruh peserta diarahkan menuju lapangan dekat balai desa. Di sanalah acara dilanjutkan dengan doa dan dzikir bersama.
Suasana berubah menjadi hening dan khidmat. Di bawah cahaya remang-remang obor yang masih menyala, warga khusyuk membaca dzikir, memanjatkan doa awal tahun, dan memohon keberkahan untuk hari-hari ke depan.
"Tradisi ini bukan hanya tentang kemeriahan. Tapi ini soal menguatkan rasa syukur, menyatukan hati warga, dan mengenalkan generasi muda akan nilai-nilai hijrah yang sejati," ujar Kepala Desa Cikupa, Yudha Heryadhi.
Marawis Anak-Anak Bikin Suasana Semakin Meriah
Tak hanya pawai obor dan dzikir bersama, pementasan marawis dari anak-anak Desa Cikupa menjadi daya tarik tersendiri dalam peringatan Tahun Baru Islam kali ini. Bertempat di atas panggung utama yang sudah dihias nuansa Islami dan nuansa langit malam bertabur bintang, puluhan anak tampil membawakan sholawat dan irama marawis yang enerjik namun sarat keteduhan.
Grup marawis ini berasal dari madrasah dan remaja masjid di lingkungan desa, yang sebelumnya telah melakukan latihan rutin selama beberapa minggu. Dengan mengenakan pakaian Islami seragam berwarna putih dan biru langit, anak-anak ini sukses membawakan suasana yang penuh semangat sekaligus haru.
Penampilan marawis anak-anak ini mendapatkan tepuk tangan meriah dari para penonton. Banyak orang tua yang terlihat bangga dan bahkan mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel mereka. Suara rebana, tabuhan marawis, dan lantunan sholawat membuat suasana makin hidup namun tetap dalam suasana syiar keagamaan.
Antusiasme Tinggi, Persatuan Terjalin
Yang membuat momen ini makin spesial adalah partisipasi aktif seluruh unsur masyarakat: dari RT/RW, remaja masjid, para guru ngaji, tokoh agama, perangkat desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa hingga ibu-ibu kader posyandu dan PKK hingga peserta KKN dari STIA. Semua bahu membahu mempersiapkan acara sejak beberapa hari sebelumnya.
Ada yang bertugas menyiapkan obor, ada yang mengatur konsumsi, dan ada pula yang menjadi panitia keamanan demi kelancaran acara.
Momen ini menjadi bukti bahwa nilai gotong royong masih hidup dan berdenyut kuat di desa Cikupa.
Warga Bicara: “Tradisi Ini Harus Tetap Ada!”
Seorang warga, Pak Arin (46), yang turut membawa cucunya mengikuti pawai, menyampaikan rasa harunya.
"Pawai obor ieu lain ngan ukur seremoni. Tapi ngajarkeun anak-anak sangkan apal kana taun Hijriyah, kana sejarah hijrah Nabi. Sareng anu penting, urang bisa ngumpul babarengan sakulawarga jeung tatangga," ujarnya sambil tersenyum.
Viral di Media Sosial
Tidak heran jika dokumentasi pawai obor di Desa Cikupa ini ramai dibagikan di media sosial. Video dan foto pawai obor dengan latar musik islami menjadi trending di berbagai grup WhatsApp dan Facebook lokal Tasikmalaya.
Banyak netizen yang penasaran dan ingin menyaksikan langsung tahun depan. Bahkan, ada yang mengusulkan agar tradisi ini dijadikan agenda budaya tahunan tingkat kecamatan atau kabupaten.
Penutup: Terang Cahaya Muharram, Terang Harapan Baru
Pawai obor di Desa Cikupa bukan hanya tradisi lokal, tapi juga cerminan semangat umat Islam dalam menyambut awal tahun dengan harapan baru, semangat hijrah menuju kebaikan, dan penguatan ukhuwah Islamiyah.
Semoga cahaya obor di malam 1 Muharram ini menjadi simbol terang bagi hati dan langkah umat Islam, khususnya warga Desa Cikupa. Sampai jumpa di pawai obor tahun depan. Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah!
Ditulis oleh: Tim Dokumentasi Pemdes Cikupa, Irman Firmansyah, PanduDesa.